
Mungkin tidak banyak figur seperti yang satu ini, yang mau bicara apa adanya dan mencerminkan dedikasi tinggi terhadap apa yang sedang dikerjakannya.
Sosok ini adalah seorang Dahlan Iskan, sang "Pawang Listrik" di Indonesia.
Dari hasil wawancara di TV-One dalam satu acaranya yang bertajuk "Apa Kabar Indonesia" pada tanggal 22 Juli 2010. Dahlan Iskan memberikan jawaban atas peristiwa meledaknya Travo PLN yang "me-nyetrum" rumah-rumah warga di salah satu kawasan di Jakarta (saya lupa kawasan mana... ). Beliau mengatakan bahwa peristiwa tersebut wajar adanya, mengingat Travo adalah perangkat yang memiliki tingkat kepanasan yang tinggi ditambah lagi dengan beban yang di-emban satu travo yang saat ini melebihi tingkat ambang batas kemampuannya.
Sehingga travo tersebut bekerja ekstra keras dan menyebabkan travo meledak akibat tingkat panas yang tinggi (Jangankan Travo.. Manusia saja jika di beri tekanan terus menerus pasti meledak, alias lepas kontrol).
Dalam menjawab pertanyaan presenter tentang peristiwa meledaknya travo PLN ini, Dahlan Iskan benar-benar memberikan jawaban yang gamblang, apa adanya, dan dengan kalimat-kalimat yang sederhana sesuai fakta yang ada tanpa dibumbui oleh kalimat-kalimat naif yang bertujuan untuk menghindarkan orang yang berkata-kata dari tudingan bersalah.
Justru kalimat-kalimat yang dikeluarkan sang "Pawang" ini menunjukkan bahwa kesalahan justru ada pada dirinya.
Dalam satu kalimatnya Dahlan Iskan mengatakan bahwa.. Dia menyesal, dan sangat menyesal.
sontak sang Pembawa acara yaitu mbak Tina Talisa bertanya dengan nada penasaran "Kenapa anda menyesal..??"
"Ya... saya menyesal, kenapa dulu waktu pertama kali saya menjabat sebagai Dirut PLN tidak mengambil langkah pembelian Travo-travo dalam mengatasi masalah "byar-pet" di negeri ini" jawab sang "Pawang".
"Kalau saja saya berani, waktu itu saya sudah melakukan pembelian langsung secara besar-besaran ke pabrik, entah itu berupa Travo baru ataupun bekas yang layak pakai, meskipun hal itu melanggar aturan yang berlaku." lanjut Dahlan Iskan.
"Namun dengan demikian, dengan adanya travo-travo baru dalam jumlah besar maka tidak akan lagi permasalahan listrik yang padam di negeri ini, karena sudah tersedia travo-travo baru yang menggantikan travo lama, ditambah travo-travo backup yang siap pakai.Namun resikonya, setalah itu saya harus dipenjara karena memang hal itu (-pembelian langsung-) melanggar aturan" kata Dahlan Iskan.
"Ohh.. berarti bapak menyesal tidak melakukan hal itu...??" jawab sang pembawa acara,
"Ya... saya menyesal" jawab Dahlan Iskan
"Meskipun resikonya dipenjara lho pak...???" kata pembawa acara
"Ya... tidak masalah, lebih baik satu orang yang masuk penjara daripada jutaan orang kesulitan karena tidak adanya aliran listrik" jawab Dahlan Iskan dengan tegas.
"Wow... bapak berani sekali..." kilah sang pembawa acara. "Ya mengapa tidak???, bahkan hal itu sudah saya lakukan dengan adanya peristiwa di Palu... saya langsung membeli travo untuk mengatasi hal tersebut, saat ini masalah listrik di Palu sudah teratasi, dan itu nyata-nyata diri saya melanggar aturan dan bisa dipenjara" jawab Dahlan Iskan.
"Ohhh... Jadi bapak tidak takut nih di kejar-kejar oleh KPK dan pihak berwajib yang lain terkait masalah tersebut, ini disiarkan langsung lho pak... dan ditonton oleh banyak orang" tanya sang pembawa acara.
"Tidak... gak pa-pa, emang kenyataanya gitu kok, bahkan istri saya sebenarnya tidak setuju ketika pertama kali saya ditawari jabatan Dirut PLN ini" kata Dahlan Iskan, "Katanya... nanti kamu bisa dipenjara seperti orang-orang itu lho" lanjut Dahlan Iskan menirukan perkataan istrinya.
Begitulah sedikit kutipan wawancara "Sang Pawang Listrik". Saya sendiri sampai terbelalak melihat dan mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari ucapan Dahlan Iskan. Kok ada ya orang yang berani mengambil sikap melanggar dan mengungkapkannya di depan publik secara on air.
Meskipun saya tahu, bahwa sikap melanggar yang diambil Dahlan Iskan adalah kepentingan yang sangat mendesak dan demi kepentingan Hajat Hidup Orang Banyak. Tapi mana ada gitu lho.. orang yang bilang bahwa dia mengambil langkah melanggar hukum dan siap di penjara....
Ironis bukan ??? Kalau toh esok hari hal tersebut menjadi masalah... apakah sang pawang dianggap bersalah atau justru menjadi orang yang benar ????
Silahkan anda menilai sendiri. Namun saya berdoa semoga itikad baik mendapat sambutan yang baik.
Amiiinnn.. allohuma amiiiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar